Minggu, 30 September 2012

building

pre-face:
Banyak orang beranggapan bahwa sesuatu yang mahal identik dengan sesuatu yang bagus, mewah dan mempunyai nilai tinggi (high value)
Dalam dunia disain-mendisain (designer) hal itu ada benarnya tetapi tidak selalu demikian
Untuk orang yang faham disain sebuah disain dikatakan bagus apabila memenuhi pokok pokok dan kriteria berikut ini :
-Look (penampakan), mempunyai keserasian meliputi ukuran, pewarnaan. keharmonian dan keterpaduan (integrated). Tetapi memang ada beberapa disain yang mainstream (mealwan arus), dengan tema-tema tertentu yang apabila disain tersebut dilihat daripada kacamata normal akan tampak aneh. ya memang itulah disain yang memang kadang tak terbatas
seperti sebuah kata-kata dengan alur cerita yang selalu mengalur dan mengalir.
-Enviromential Integrated yaitu keharmonian antara lingkungan setempat. Sebegai contoh apabila anda mendisain suatu bangunan atau interior di daerah tropis tentu harus mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan yang meliputi ketersediaan pencahayaan sinar matahari, pemanfaatan udara bebas jika lingkunganya masih bersih, bentuk atap bangunan yang bisa bersahabat dengan iklim tropis dll., maka jika anda tiba-tiba membuat disain yang kelihatan bagus tetapi tidak mempertimbangkan hal-hal lingkungan tersebut maka terjadi ketidak harmonian yang akan dirasakan oleh penghuninya.
Banyak contoh dijumpai sesuatu yang tidak perlu seperti model bangunan didaerah pegunungan yang mempunyai hawa sejuk,  tetapi ruang-ruanggannya didisain dengan menerapakan ruangan tertutup untuk mengakomodasikan penyejuk ruangan Ac (air condisioned)
-Culture integrated (kesesuaian dengan budaya). Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. 
memang mendisain itu bebas, tetapi jika tidak memperhatikan dan memahami budaya setempat maka disain tersebut bisa menjadikan ketidakharmonisan bagi pemilik maupun penghuninya dan bisa dianggap aneh. Misalnya anda membuat bangunan Joglo, tetapi ornament-ornamet-nya menggunakan disain gotic, renaisance, ataupun midle-east, atau toraja, atau minangkabau dll. Oke-lah kalau ada yang bilang asimilasi tetapi tetap sebagai disainer tentu harus jelas apa dan maksud, serta makna-makna yang terkandung dari apa yang mereka tuangkan. Jika itu tidak dilakukan maka apa yang dihasilkan bisa dikatakan disain gado-gado,
campur baur tanpa makna dan filosofi. Tidak ada bedanya dengan tukang-tukang bangunan biasa, yang penting asal jadi.
-User (pengguna).
Yang menggunakan hasil disain ini macam-macam, ada Owner (pemilik), dan juga Publik (orang banyak)
Untuk pengguna dari Owner biasanya disain-disain tersebut bersifat private (pribadi). Disini disainer harus memahami owner tersebut, harus mampu mengakomodasi apa maunya pemilik sekaligus pengguna. Disainer tidak bisa bebas (akan dibatasi) oleh apa kemauan owner, namun disainer harus mampu menjelaskan dan memberikan solusi terbaik apa yang dimaui oleh owner tersebut. Disainer tidak bisa mengatakan lagi yang seperti ini salah, yang seperti ini benar, tetapi harus akomodatif, karena bagaimanapun yang menentukan maksundya adalah owner. Disainer tidak perlu berdebat, oo..., seperti ini tidak sesuai asas disain, atau warnanya tidak harmoni, dll. dll.
Jika disain itu bersifat atau untuk pengguna Publik (orang banyak) maka asas-asas disain yang benar sangat perlu diterapkan.

Berikut ini beberapa asas disain yang perlu jadi pertimbangan :

-Look (penampakan) mempunyai "keserasian" meliputi ukuran dan pewarnaan dan hasil penyelesaian akhir (finishing).
-Ergonmonic "keksesuaian" antara pengguna disain, yang meliputi ukuran-ukuran serta tata ruang dan tata bentuk.

-Integrated, ada kata "saling", saling melengkapi, saling mengisi, dan menghindari "dominsai".
dominsai bisa dikatakan juga latah. Misalnya anda membangun ruangan dengan lantai marble, kemudian dindingnya marble juga, bahkan tiang, atap dan perabot perabotnya bercorak marble. itu namanya latah (dominan)

-No less no more yaitu disain bisa dikatakan harmony apabila tidak kurang, namun juga tidak berlebih.
Perlu melengkapi, tetapi tidak perlu menambah-nambah yang tidak perlu sehingga menjadikan tidak efektif.
ini masih banyak dijumpai berbagai produk disain yang kurang harmoni yang berlebih, memaksakan sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan
yang notabene dikata terlahir dari para disainer. Ini biasanya terlahir dari disainer yang berfaham barroque, yang suka menambahkan sesuatu agar kelihatan rame dan ruwet sehingga terkesan rumit, tetapi orang yang peka tentang disain dan disainer yang profesional akan tahu hal ini.

-Separate original & False. Harus bisa menempatkan secara benar antara yang asli dan yang imitasi. karena, yang asli (biasanya sesuatu yang mahal) dan yang palsu / imitasi (biasanya yang murah). jika yang asli disandingkan dengan yang imitasi secara frontal, maka value (nilai) keasliannya akan jatuh (degrade). Untuk apa keluar buget (biaya yang besar) untuk produk asli jika kemudian nilainya tidak seperti yang diharapkan jatuh karena dikombinasikan dengan yang imitasi!.

Sebagai disainer yang tidak kalah pentingnya adalah harus bisa memperkirakan dan kalau bisa menghitung buget. dan juga harus bisa memperkirakan schedule time, baik secara global maupun stage per stage. karena di situ salahsatu pertanggung jawaban disainer kepada pemberi job.

Sekian semoga bermanfaat bagi disainer itu sendiri dan  juga  bagi pengguna jasa disainer agar tidak terjerumus dengan disainer abal-abal, yang akan menyesal karena yang dihasilkan tidak sesaui harapan, buget yang membengkak, schedule yang tidak sesuai, bahkan proyek yang macet karena tidak adanya planning yang jelas.

design picture reserved by: achdesign123, email me achdesign123@yahoo.com.sg